Selasa, 27 November 2012

Tuhan, Sembuhkan Ayahku

“Pergi kau! Dasar anak bodoh! Aku tak pernah menginginkanmu lahir ke dunia ini! Karena kamu adalah pembunuh istriku!”

Kata-kata kasar kerap keluar dari mulut seorang laki-laki yang sangat terhormat di kotanya. Laki-laki itu mempunyai seorang anak perempuan yang sangat dibencinya. Gadis kecil itu baru berusia 7 tahun, dan harus melewati siksaan dari ayah kandungnya sendiri sepanjang hidupnya.

“Ayah….” gadis kecil itu terisak di dalam gudang tanpa makanan selama 2 hari.

Laki-laki itu sangat kaya dan juga terkenal sangat dermawan. Banyak orang yang menyanjung karena kebaikannya. Lelaki itu sangat terkenal dengan belas kasihannya terhadap orang lain. Tetapi lelaki itu bisa mendadak berubah menjadi singa saat bertemu dengan gadis kecilnya.

***

Tujuh tahun yang lalu, lelaki itu dan istrinya sangat menanti-nantikan kelahiran sang buah hati mereka. Tetapi Tuhan berkata lain. Bayi mungil itu lahir dengan selamat, tetapi sang ibu hanrus berpulang kepada Sang Maha Pencipta.

Lelaki itu sangat kecewa dengan kematian istrinya. Dia melampiaskan semua kebencian dan kearahannya terhadap gadis kecilnya. Tubuh gadis kecil itu harus menerima setiap tendangan dan cambukan dari ayahnya. Tidak banyak rintihan yang keluar dari bibir mungil gadis kecil itu, karena setiap kata yang keluar harus dia tukar dengan 100 cambukan.

Setelah ayahnya merasa puas dengan siksaannya itu, gadis kecil itu pun berlari menuju ke loteng. Di loteng itulah gadis kecil mencurahkan semua isi hatinya. Tidak ada keluh kesah, tidak ada makian, yang adalah hanyalah sebuah ucapan syukur.

“Tuhan, hari ini aku dipukul lagi oleh ayah. Terima kasih Tuhan, Kau masih memberiku kekuatan untuk menerima 100 cambukan hari ini. Tubuhku memang penuh luka Tuhan, tetapi hatiku tidak. Aku mau bersyukur terhadap apa yang aku alami hari ini. Aku bersyukur karena Engkau masih mengasihiku melalui Ayahku. Tadi pagi Ayah memberiku sepotong roti, aku sangat senang karena sudah 2 hari tidak makan.”

Gais kecil itu menghapus air mata yang menetes di pipinya dan tersenyum sambil melanjutkan kalimatnya…

“Tuhan, berkati Ayahku ya. Ampuni setiap dosa-dosanya. Saat Ayah memukulku, jangan Kau pukul Ayah juga. Aku sangat menyayangi Ayah, sama seperti Engkau menyayangiku.”

***

“Maaf nona kecil, bisakah aku bertemu dengan orang yang lebih tua darimu di rumah ini?” tanya salah seorang petugas polisi.

“Tidak ada orang lain lagi selain saya di rumah ini” jawab gadis kecil itu dengan polos.

Polisi itu tampak ragu-ragu untuk menyampaikan kabar buruk kepada gadis kecil itu.

“Kamu putrinya?” tanya polisi itu.

“Iya benar, saya putrinya” jawab gadis kecil dengan tatapan penuh tanya.

“Ayah nona sedang berada di rumah sakit. Tadi mobilnya mengalami kecelakaan dan sekarang kondisinya sedang kritis. Kemungkinan nyawanya tidak tertolong” ujar polisi itu.

***

Lelaki kejam itu memang sedang kritis di rumah sakit. Dalam keadaan koma, dia bertemu dengan malaikat Tuhan.

“Apakah saya akan tetap hidup?” tanya lelaki itu pada sang malaikat.

“Aku datang ke sini untuk menjemputmu. Seharusnya kau sudah mati dan masuk neraka” jawab sang malaikat.

“Saya tidak mau masuk neraka. Saya mau hidup. Tolonglah… Saya orang baik dan suka menolong. Saya sering menyumbang banyak panti asuhan” ujar lelaki itu.

“Bagaimana dengan putrimu?”

“Dia…” lelaki itu terdiam sejenak lalu melanjutkan kata-katanya, “Dia telah membuat istriku meninggal.”

“Apakah sudah benar tindakanmu?”

“Ya, dia pantas mendapatkan semua siksaan itu.”

“Apakah kamu tidak mengasihinya?”

“Buat apa aku mengasihi dia?”

“Bukankah putrimu itu pemberian Tuhan? Dan dia tidak berdosa karena kematian istrimu. Itu semua sudah menjadi kehendak Tuhan. Istrimu sudah bahagia di sorga.”

“Tapi…”

“Benar kamu tidak mengasihinya?”

“Iya!”

Lelaki itu menjawab pertanyaan terakhir sang malaikat dengan mantab.

“Baiklah. Karena kamu tidak mengasihi putrimu sendiri, lalu buat apa aku mengasihimu? Buat apa aku membiarkanmu hidup? Kamu harus menuai apa yang telah kamu tabur. Apa yang kau siksa di bumi, maka itu juga yang akan kau dapatkan di neraka.”

“Aku mohon maafkan aku, jangan ambil nyawaku.”

“Jangan meminta maaf padaku. Minta maaflah kepada putrimu dan berterima kasihlah.”

“Berterima kasih…?”

“Iya. Berkat putrimu, kamu tidak jadi mati. Sepanjang malam dia berdoa untukmu. Dia takut untuk menemuimu karena kau telah melarangnya untuk keluar rumah. Saat ini dia sedang berdoa untukmu.”

Malaikat itupn membawa roh lelaki itu menuju ke loteng rumahnya. Dia melihat gadis kecilnya sedang berlutut dan berdoa untuknya.

“Tuhan Yesus, tolong sembuhkan Ayahku. Ayah sedang terbaring di rumah sakit melawan maut. Ampuni Ayah Tuhan, jangan siksa Ayahku. Aku rela berikan tubuh dan nyawaku untuk ditukar dengan Ayah. Hanya Kau Tuhan sumber segala kehidupan. Kau juga yang telah membuatku bertahan hidup sampai saat ini, dan aku percaya Kau juga yang akan membuat Ayahku untuk bertahan hidup. Aku percaya tiada yang mustahil bagi-Mu. Aku percaya Kau Yesus yang ajaib.”

Laki-laki itu tak kuasa menahan tangis. Dia begitu menyesal dengan semua perbuatan yang telah dia lakukan terhadap gadis kecilnya. Dia merasa begitu berdosa dan tidak layak untuk hidup.

Malaikat itu pun membawa roh lelaki itu dan mengembalikannya kepada tubuhnya. Ada keajaiban terjadi. Laki-laki itu telah melewati masa kritisnya. Dokter dan perawat melihat suatu pemandangan yang luar biasa. Jantung lelaki itu kembali berdetak setelah beberapa detik yang lalu dinyatakan meninggal.

Air mata tampak menetes dari kedua mata lelaki itu. Mulutnya pun membisikkan sesuatu kepada Tuhan, “Tuhan Yesus, terima kasih untuk anugrah-Mu yang luar biasa. Terima kasih untuk gadis kecilku. Aku akan mengasihinya dengan segenap hati dan jiwaku.”

Silahkan dibagikan...

GodBless u

Rabu, 26 September 2012

Doa Santo Fransiskus dari Asisi


Tuhan, Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin menghibur dari pada dihibur,
memahami dari pada dipahami,
mencintai dari pada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.